
Perubahan iklim semakin nyata, dan salah satu penyebab utamanya adalah peningkatan emisi gas rumah kaca. Meskipun desa identik dengan lingkungan hijau, bukan berarti tidak berkontribusi terhadap polusi. Pembakaran sampah, penggunaan bahan bakar fosil, dan metode pertanian konvensional bisa meningkatkan emisi gas rumah kaca.
1. Berhenti Membakar Sampah dan Mulai Daur Ulang
Pembakaran sampah menghasilkan gas beracun yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Sebagai alternatif, masyarakat bisa memilah sampah organik untuk dijadikan kompos, sementara sampah plastik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali. Dengan cara ini, desa menjadi lebih bersih dan udara tetap segar.
2. Gunakan Energi Terbarukan
Ketergantungan pada bahan bakar fosil bisa dikurangi dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan. Desa bisa mulai menggunakan panel surya atau biogas dari limbah ternak sebagai sumber energi alternatif. Selain lebih hemat, penggunaan energi terbarukan juga membantu mengurangi emisi karbon yang mencemari udara.
3. Perbanyak Tanaman dan Pohon di Sekitar Desa
Pohon dan tanaman hijau adalah penyerap karbon alami yang sangat efektif. Menanam lebih banyak pohon di sekitar rumah, ladang, dan jalan desa bisa membantu mengurangi gas rumah kaca di udara. Selain itu, tanaman juga memberikan manfaat tambahan, seperti mencegah erosi dan meningkatkan kesejukan lingkungan.
4. Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Pertanian adalah sektor penting di desa, tetapi beberapa praktik pertanian dapat menghasilkan gas metana dan karbon dioksida. Mengurangi penggunaan pupuk kimia, beralih ke pertanian organik, dan menerapkan metode agroforestri bisa membantu menekan emisi gas rumah kaca sambil menjaga kesuburan tanah.
5. Edukasi dan Gotong Royong Masyarakat
Perubahan tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kesadaran dan kerja sama seluruh komunitas desa. Mengadakan sosialisasi, diskusi warga, hingga aksi nyata seperti gotong royong penghijauan bisa menjadi langkah efektif dalam menciptakan desa yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Tentang Nara