
Teknologi semakin berkembang, dan dunia pertanian pun tak ketinggalan! Dengan bantuan Internet of Things (IoT), kini petani di desa bisa memantau kondisi lahan, kelembapan tanah, hingga cuaca secara otomatis. Sistem informasi pertanian berbasis IoT ini membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko gagal panen, dan tentunya membuat pertanian lebih modern. Bagaimana cara membuatnya? Simak tutorial berikut!
1. Persiapkan Perangkat IoT dan Sensor
Untuk membangun sistem ini, kamu membutuhkan beberapa perangkat seperti sensor kelembapan tanah, sensor suhu, modul WiFi (ESP8266/ESP32), serta microcontroller seperti Arduino atau Raspberry Pi. Perangkat ini akan bekerja dengan mendeteksi kondisi lingkungan dan mengirimkan data secara otomatis ke sistem informasi berbasis web atau aplikasi.
2. Rancang Sistem dan Koneksikan ke Cloud
Setelah sensor siap, langkah selanjutnya adalah menghubungkan perangkat ke internet melalui cloud platform seperti Firebase, ThingSpeak, atau Blynk. Cloud ini berfungsi untuk menyimpan data hasil pengukuran dan menampilkannya dalam bentuk grafik atau dashboard yang bisa diakses oleh petani melalui smartphone atau komputer.
3. Buat Dashboard Monitoring
Agar mudah digunakan oleh petani, buatlah dashboard monitoring berbasis website atau aplikasi mobile. Gunakan platform seperti Node-RED, Grafana, atau aplikasi berbasis PHP & MySQL untuk menampilkan data real-time dari sensor. Dengan begitu, petani bisa memantau kondisi lahan kapan saja dan di mana saja tanpa harus terjun langsung ke sawah setiap saat.
4. Tambahkan Sistem Otomatisasi
Sistem ini bisa semakin canggih dengan menambahkan otomatisasi irigasi atau pemupukan. Misalnya, jika sensor mendeteksi tanah terlalu kering, sistem bisa secara otomatis mengaktifkan pompa air untuk menyiram tanaman. Ini tidak hanya menghemat waktu, tapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan air di lahan pertanian.
Baca juga: Tentang Nara