
Di era digital dan disrupsi ekonomi seperti sekarang, UMKM lokal harus mampu beradaptasi, terutama dalam mengelola keuangan. Penggunaan teknologi finansial (fintech) dapat membantu pelaku usaha dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran, mengontrol arus kas, serta mempermudah transaksi. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, bisnis UMKM bisa lebih stabil dan berkembang secara berkelanjutan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan aplikasi keuangan digital. Saat ini, banyak aplikasi akuntansi dan pencatatan keuangan yang dapat digunakan secara gratis maupun berbayar, seperti BukuKas, Jurnal, atau QuickBooks. Dengan aplikasi ini, UMKM bisa lebih mudah memantau kondisi keuangan bisnis mereka secara real-time tanpa harus mencatat secara manual.
Selain itu, penting untuk memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Banyak UMKM yang masih mencampur keuangan pribadi dengan usaha, yang akhirnya membuat arus kas menjadi tidak terkontrol. Membuka rekening bank khusus bisnis dan menggunakan dompet digital untuk transaksi usaha dapat membantu menciptakan kejelasan dalam mengatur keuangan.
Mengoptimalkan pembayaran digital juga menjadi strategi yang wajib diterapkan. Dengan menyediakan metode pembayaran seperti QRIS, e-wallet, atau transfer bank, UMKM dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dan mempercepat proses transaksi. Selain itu, metode ini juga membantu mengurangi risiko kehilangan uang tunai dan lebih aman dalam pencatatan.
Terakhir, lakukan evaluasi keuangan secara rutin. Cek laporan keuangan setiap bulan, analisis pengeluaran, serta buat anggaran yang realistis untuk bisnis. Jika perlu, konsultasikan dengan ahli keuangan atau bergabung dalam komunitas UMKM untuk mendapatkan wawasan dan strategi terbaik dalam mengelola keuangan digital. Dengan langkah-langkah ini, UMKM lokal bisa tetap kompetitif dan tumbuh di tengah era disrupsi yang penuh tantangan.
Baca juga: Tentang Nara