
Di era digital seperti sekarang, internet sudah menjadi kebutuhan utama bagi banyak orang. Namun, kenyataannya, masih banyak warga desa yang belum terhubung ke internet. Padahal, akses internet bisa membuka peluang baru, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga komunikasi yang lebih luas. Lalu, apa saja alasan di balik masih terbatasnya akses internet di pedesaan?
Pertama, faktor infrastruktur menjadi penyebab utama. Banyak desa yang belum memiliki jaringan internet memadai karena lokasinya yang terpencil atau sulit dijangkau. Pembangunan menara sinyal dan kabel internet di daerah pelosok membutuhkan biaya besar, sehingga banyak penyedia layanan yang enggan berinvestasi di sana. Akibatnya, warga desa masih mengandalkan jaringan seluler yang seringkali lemah atau bahkan tidak ada sinyal sama sekali.
Kedua, keterbatasan ekonomi juga menjadi kendala. Meskipun beberapa desa sudah memiliki jaringan internet, tidak semua warganya mampu membayar paket data atau berlangganan Wi-Fi. Prioritas pengeluaran mereka lebih banyak digunakan untuk kebutuhan pokok, sehingga akses internet sering kali dianggap sebagai kebutuhan sekunder yang tidak terlalu mendesak.
Ketiga, masih rendahnya literasi digital di kalangan warga desa. Banyak dari mereka yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital, baik karena kurangnya edukasi maupun minimnya perangkat pendukung seperti smartphone atau komputer. Tanpa pemahaman yang cukup, mereka cenderung menganggap internet sebagai sesuatu yang tidak begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan penyedia layanan internet. Subsidi untuk pembangunan infrastruktur, pelatihan literasi digital, serta penyediaan layanan internet dengan harga terjangkau bisa menjadi solusi efektif. Dengan akses internet yang lebih merata, warga desa akan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital ini.
Baca juga: Tentang Nara